Teori Zig-Zag telah digunakan untuk bertaruh selama sekitar empat puluh tahun. Idenya berasal dari ketakutan yang biasa dialami tim setelah kekalahan, yang mendorong mereka untuk bermain lebih baik di pertandingan berikutnya.
Menurut teori Zig-Zag, petaruh disarankan untuk bertaruh pada tim yang baru saja kalah dalam pertandingan sebelumnya; tim-tim ini biasanya bermain lebih baik dari sebelumnya dan memiliki peluang menang yang lebih besar dari 50%. Oleh karena itu, petaruh yang berhati-hati seringkali menemukan bahwa odds untuk tim yang baru saja kalah akan menguntungkan mereka.
Metode Zig-Zag
Teori Zig-Zag diciptakan oleh petaruhnya terkenal Tony Salinas, dan diterapkan untuk setiap pertandingan NBA atau NHL yang terdiri dari 7 seri pertandingan.
Baca lebih lanjut
Sangat penting untuk memahami berbagai jenis taruhan balap mobil.
Mengapa Memilih Situs Judi Online untuk Bermain Taruhan Olahraga
Salinas sangat yakin bahwa bandar judi tidak memperhitungkan peningkatan kinerja tim yang baru saja mengalami kekalahan saat menghitung moneyline pertandingan; mereka lebih mempertimbangkan faktor lain, seperti keunggulan kandang tuan rumah.
Saat Salinas membuat teori ini, dia berharap dapat menggunakannya di playoffs NBA. Namun, beberapa petaruh cerdas berpendapat bahwa teori tersebut juga bisa diterapkan pada seri pertandingan NHL.
Teori Zig-Zag: Apa Artinya?
Sebenarnya, prinsip teori zig-zag dapat diterapkan pada seri 2-2-1-1-1 apa pun. Sebelum 2013, final NBA menggunakan format 2-3-1-1, yang dianggap tidak adil oleh banyak orang karena memberi tim dengan kedudukan rendah kesempatan untuk bermain di kandang mereka sendiri. Namun, sejak 2013, format tersebut kembali menjadi 2-2-1-1-1.
Untuk NFL dan MLB, beberapa orang berusaha menerapkan teori zig-zag, atau setidaknya versinya, tetapi karena struktur 2-2-1-1-1 seperti NBA dan NHL tidak ada, teori zig-zag jelas tidak berguna untuk pertandingan yang tidak menggunakan struktur tersebut.
Hubungan antara Teori Zig-Zag dan Playoffs NBA
Berikut adalah beberapa bukti statistika yang mendukung teori Zig-Zag dalam pertandingan NBA, terutama playoff.
Data yang ada menunjukkan bahwa tim tuan rumah dalam pertandingan NBA biasanya memenangkan 64,5% pertandingan di kandang sendiri.
Dalam sejarah Liga NBA, tim yang kalah pada pertandingan pertama di kandang lawan memiliki kemungkinan hampir 34% untuk menang pada pertandingan kedua.
Tidak ada bukti bahwa tim tuan rumah memiliki keuntungan karena memungkinkan pertandingan kedua, tetapi 34% jelas bukan angka yang dapat diabaikan.
Karena sebagian besar taruhan akan lebih mendukung tim tuan rumah, Anda masih dapat bertaruh pada pertandingan dengan odds 1/3. Namun, kemungkinan tim lawan menang pasti lebih rendah dari 34%, tetapi petaruh biasanya tidak suka kekalahan tim.
Teori Zig-Zag dan Penggunaan Statistik
Berikut ini adalah beberapa hasil statistika untuk tim yang berhasil pulih dari kekalahan di playoffs NBA.
Jika tim lawan mengalahkan tim tuan rumah, ada peluang 1,76% bahwa tim tuan rumah akan bangkit kembali dalam pertandingan kedua.
Tidak peduli apa hasilnya, 56% tim yang kalah pada pertandingan sebelumnya akan berusaha memperbaiki kekalahan sebelumnya.
Jika tim tuan rumah kalah 2-0 dan harus bermain pertandingan ketiga di kandang lawan, tim underdog mungkin lebih unggul saat kembali ke kandang sendiri. Data menunjukkan bahwa 68% kemenangan tersebar di spread, dan 65% kemenangan berada di moneyline. Sangat mungkin bahwa kedua peristiwa akan terjadi dua kali atau tiga kali.
Tim yang diunggulkan biasanya menang melawan spread pada pertandingan berikutnya jika mereka kalah dalam pertandingan sebelumnya dengan selisih 4 poin atau lebih. Sekitar 58,7% tim dalam sejarah NBA menang dalam hal ini.
Meskipun perhitungan statistika ini tampak sangat menjanjikan dan menunjukkan bahwa pasang taruhan pada tim yang kalah adalah ide yang baik, Anda tetap harus memilih tim mana yang akan Anda pasang. Apapun hasil statistika, mereka tidak menjamin apa yang akan terjadi pada pertandingan yang akan Anda pasang taruhan.